Addinul Yakin[1]
Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram
Jl. Majapahit 62, Mataram.
E-mail:deo2yakin@yahoo.com
ABSTRAK
Kegagalan
kelembagaan sering dianggap sebagai salah satu faktor penting terjadinya
degradasi lingkungan yang berkepanjangan, sehingga sebelum persoalan
kelembagaan ini ditangani dengan baik maka pengendalian degradasi lingkungan
akan sulit terwujud. Kajian kelembagaan dan
intervensi kebijakan dalam pengelolaan Taman Wisata Alam Gili Matra (TWALGM)
telah dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif dengan teknik
turvei terhadap 90 orang responden. Hasil
kajian menunjukkan bahwa lembaga yang terlibat
dalam pengelolaan kawasan ini sangat beragam tetapi koordinasinya belum
optimal. BKSDA dipandang sebagai pihak yang sangat strategis dalam mengambil
peran dan tanggungjawab utama dalam pengelolaan kawasan TWALGM. Namun demikian,
kelembagaan dan
komunitas lokal selama ini telah mampu menekan aktivitas yang menyebabkan
degradasi sumberdaya alam dan lingkungan, sebagai suatu bentuk keberhasilan
tatapamong lokal dalam pengelolaan sumberdaya dengan akses terbuka. Selain pendekatan hukum dan sosial kelembagaan yang
sudah diterapkan selama ini, ke depan penerapan instrumen ekonomi melalui
pemberlakukan biaya masuk (entry fee)
ke kawasan merupakan pilihan strategis selain perlunya koordinasi dan pengaturan kelembagaan (institutional arrangements) yang efektif
bagi pengelolaan kawasan berkelanjutan.
ABSTRACT
Instututional and policy failures
are often blamed in creating lengthened environmental degradation, and if those
problems were not resolved properly then environmental protection would not be
well-established. Study on institutional and policy intervention in TWALGM
management has been carried out by using descriptive method with survey
technique. The results of study show that many forms of institutions involved in the
management of the area with lack of coordination. However,
Government through Agency for Natural Resource Conservation (BKSDA) of NTB
province is considered as the strategic institution to take prominent role and
responsibility in the TWALGM area. However, the existing local institutions and
community have had prominent role in reducing degrading activities on coralreef
ecosystem, as a successful story of local governance on open access resource
rezime. Beside, command control and social approaches that already applied so
far, introduction of economic instrument in a form of an environmental entry
fee is a strategic option, and it is a need to develop better institutional coordination
and arrangements in achieving sustainable management of TWALGM area.
Key words: Gili Matra Marine Park, institutional failures, institutional
arrangement, environmental entry fee
[1]
Lektor Kepala (Senior Lecturer) dalam
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Kebijakan Lingkungan (Natural Resource Economics
and Environmental Policy)
Full paper could be downloaded from: http://academia.edu/4006125/Institutional_Model_and_Policy_Intervention
No comments:
Post a Comment