Tuesday, June 11, 2013

The Environmental Implications of Technological Changes in Agricultural Practices: An Economic and Policy Perspective


By
Addinul Yakin
Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Social Economic Department, Faculty of Agriculture, Mataram University

ABSTRACT

The green revolution has removed constraints on productivity growth in agriculture but at considerable environmental and social cost. The heavy application of fertilizers and pesticides containing certain undesirable elements (such as toxic residual of nitrate) may create negative externalities such as water and air pollution. Because of the high social costs of chemical fertilizers, it is crucial that nutrient uptake used by crops should be also socially optimal to ensure an optimal economic return from money invested in the use of fertilizers with less external pollution costs.

At least, there are three approaches that can be introduced to handle the environmental problems: command control approach, market mechanism, and sustainable farming system. However, market based policy and promoting sustainable agricultural systems get much more attention in recent decades. Empirical studies prevailed that application of those environmental policies could reduce both farm production and profits.      

Apart from the market-based policies, farmers must be encouraged to apply sustainable farming systems. The implementation of crop rotation or cropping patterns, which can reduce fertilizer application rates, may be considered as a crucial choice of handling environmental problems. Then, farmers who adopt the sustainable farming system may be given some subsidies to compensate the loss due to the application of the system.

ABSTRAK

Revolusi hijau telah mengatasi kendala dalam peningkatan produktifitas pertanian tetapi itu dicapai dengan biaya social dan lingkungan yang besar. Penggunaan pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar yang mengandung unsur yang  berbahaya  seperti nitrat dapat mengakibatkan terjadinya polusi air dan udara. Oleh karena tingginya biaya sosial dari pemakaian pupuk kimia, maka harus dijamin bahwa banyaknya hara yang diserap tanaman adalah optimum, sehingga nilai ekonomi dari penggunaan pupuk dapat menutupi biaya yang dikeluarkan penggunaan pupuk dengan dampak lingkungan yang minimal.

Setidaknya ada tiga pendekatan yang dapat dipakai untuk mengatasi dampak lingkungan tersebut,  yaitu pendekatan hukum, mekanisme pasar dan penerapan sistim pertanian yang berwawasan lingkungan. Namun demikian dua pendekatan terakhir memperoleh perhatian yang utama dalam dekade terakhir. Hasil studi empirik menunjukkan bahwa penerapan dua kebijakan tersebut dapat menurunkan produksi dan keuntungan usahatani.

Terlepas dari pendekatan pasar, petani juga harus didorong untuk menerapkan sistim pertanian yang berwawasan lingkungan yang dapat merupakan pilihan terbaik untuk mengatasi masalah lingkungan. Lalu kemudian, petani yang menerapkannya harus diberi subsidi sebagai kompensasi kehilangan yang ditimbulkan akibat penerapan sistem tersebut. 
 

Key words: green revolution, environmental impact, environmental policy, farm production, farm profit,
                   sustainable farming systems.
Kata kunci: revolusi hijau, dampak lingkungan, kebijakan lingkungan, produksi usahatani,  keuntungan
                   usahatani, sistem pertanian berwawasan lingkungan.


Full paper bisa didownload di: http://www.unram.academia.edu/AddinulYakin/Papers


No comments:

Ide Tambahan Masa Jabatan Presiden

Setelah wacana presiden tiga periode mereda, kini muncul ide yang lebih gila lagi yaitu perpanjang masa jabatan presiden tiga tahun lagi. Id...